
Beberapa waktu lalu, foto detik-detik perburuan elang botak bondol ini sempat populer. Sebagai penggemar kehidupan liar dan burung-burung pemangsa, lihat foto ini kaya anak kecil dapet es buah di bulan puasa . 1 menit kemudian, 1 foto sudah bertengger di wall paper komputer saya. Elange keren, Rek! Sekali-sekali pingin nyoba terbang lepas di pinggir laut kaya gitu. Haha…
Dilihat-lihat tiap hari. Kok ngrasa ada yang beda. Kayaknya, lebih seru jadi si burung kecil. Hidupnya penuh tantangan. Coba bayangin… Untuk si elang, perburuan ini hanya urusan makan siang. Buat si burung kecil, ini urusan hidup mati, bahkan bisa jadi menyangkut hajat hidup anak-istrinya (apalagi di kasus ini, si burung kecil ‘berhasil’ jadi makan siang). Coba banyangkan lagi, betapa puasnya jika si burung kecil berhasil lolos dari elang yang besar. Dan bandingkan berapa kepuasan yang didapat elang bila berhasil menyergap si burung kecil. 😀
Nah, kalau sampeyan, milih yang mana?
kalau aku milih yang penuh tantangan, biasanya sesuatu yang penuh tantangan itu akan menimbulakan kepuasan yang beda. Dan itu sulit untuk diungkapakan…, kalau dalam suatu pertandingan lawan kita adalah lawan yang kemampuannya jauh di bawah kita, walaupun kita menang tp tetap gag berasa menang, tapi kalau lawan kita kemampuannya di jauh di atas kita kalau kita menang kita akan merasa sangat puas, intinya sesuatu yang penuh perjuangan itu menimbulkan rasa puas yg beda 🙂
kak Agung, aku yang pertamax nih XD 😀
Sebagai manusia, saya memilih yang enak menurut diri pribadi. 😆
@Radesya
Sama! 😀
Ketigax!
@Asop
Nah, itu apaan Om?
choose : life with full of adventures and challenges which makes us rich of wonderful experiences 😀
Mantab d(-.-) …
Pilihan yang sulit… –‘
Pilih tantangan donk…!
Hari gini milih makan sian????? Puasa Om… 😀
saya milih jadi elang
berada di puncak dari rantai makanan
hmhmhmhm
Beringat doa Sa’ad bin Abi Waqqash dgn Abdullah bin Jahsy sblm perang Uhud,
Sa’ad berdoa, “Ya Allah, kalau kami bertemu musuh esok hari, pertemukanlah aku dengan seorang yang bertenaga kuat dan beremosi tinggi. Saya akan membunuhnya dan merampas miliknya.” Sedangkan Abdullah bin Jahsy berdoa, “Ya Allah, pertemukanlah aku esok dengan seorang yang kuat tenaganya dan tinggi emosinya. Aku akan membunuhnya karenaMu, lalu orang itu membunuhku, kemudian ia memotong hidung dan kedua telingaku. Apabila engkau bertanya kepadaku kelak, ‘Ya Abdullah, mengapa hidung dan telingamu itu?’ Aku akan menjawab, ‘Ia dipotong oleh orang karenaMu dan karena Rasul-Mu semata-mata, Ya Allah’. Engkau lalu berfirman,’benar kau, Abdullah.'”
Jadi, tantangan atau makan siang?
Saya sudah milih. Ente milih yang mana? 😎
Milih jadi Elang saja, cool..
salam, shutter dari Aziz Hadi
hehe, kayaknya keduanya merupakan tantangan, coba kalo elang gak berhasil mulu berburunya, kan makan juga kebutuhan
tapi kalo liat di gambar itu… seru jadi burung kecil kayaknya ya.. dan burung kecil itu pun juga harus berburu makanan tentunya *hayah, mbulet ae
wah saya pilih tantangan tentunya mas Agung 😀
saya milih jadi yg moto om.. #Eh..
btw om minta web pare ya??
sebenarnya sey ga ada..
cuma kalo di fesbuk itu ada page/groupnya om..
coba om sercing di fesbuk..lengkap koq om.. ^^
oia..mohon maaph lahir batin ya..
selamat lebaran..
Sepertinya tidak bisa memilih..
Karena terkadang kita harus melakoni dua peran itu dalam hidup. Itulah tantangan sesungguhnya 🙂
kunjungan balik ditunggu
Diantara keadaan ke dua burung tersebut semua memiliki kesempatan menang atau kalah, tidak seperti burung dalam sangkar yang terpaku memangku nasib ^^
Ditunggu tulisan berikutnya
semakin tinggi burung kecil itu terbang pasti semakin banyak bahayanya, ada elang sang pemangsa, angin/badai nya pun pasti terasa lebih kenceng pula. Mungkin sama juga kali ya dengan manusia, semakin ia ingin terbang tinggi pasti ya semakin besar pula tantangannya.Itu lah namanya hidup. Aku pilih jadi burung kecil yang gesit dan fokus aja deh,hehehe. keep bloging =)
pilih yang burung kecil. pasrah aja klo ketangkep. 😛