Hati cukup terhentak pagi ini saat mendengar berita kepergian seorang sahabat. Setidaknya, saya menganggapnya sebagai sahabat karena beliau menjalani apa yang saya tinggalkan, dakwah sekolah.
Seorang saudara, Mas Eric mengungkapkan pikirannya,
Begitu kagetnya saya mendaptkan SMS tadi pagi jam 08.00 dari akh Tanto tentang meninggalnya ukhti Dona. Ya dari Akh Tanto teman almarhumah semasa SMA, ana menjadi saksi bahwa ukhti Dona adalah mujahidah yg luar biasa.
Ya bersama2 dengan ikhwan dan akhwat lainnya merintis dakwah di SMA 1 (Surabaya) ketika masih di masa2 sulit. Bahkan seingat ana halaqoh pertama akhwat yg utuh dari SMA 1 yg tidak bergabung dengan SMA lainnya.
Ukhti Dona sejauh yg saya ingat tidak banyak berbicara, karena memang ana tidak banyak berinteraksi dengan beliau, namun wajah kesungguhan dalam menjalankan dakwah ini begitu kentara.
Ya kapan hari ana sempatkan kirim pesan ke beliau ketika beliau pamitan mau berangkat ke Jakarta, “Jangan lupa segera balik ke SBY jika ada yg lebih baik.”
Ternyata ketetapan Allah lah yg terbaik, Allah lah yg mengetahui siapa sebaik2 umatnya. Siapa yg “cukup” perbekalannya. Selamat jalan ukhti, semoga semangat Anti senantiasa menjadi penyemangat kita semua. Watazawwasuu Fainna Khoirozzadittaqwa.
Seorang saudara saya yang lain, teman main bola, teman seperjuangan, yang sekarang berjuang untuk mengemban amanah dakwah sekolah Surabaya melalui Uswah Student Center, Faizal mengatakan,
Alhamdulillah ya Allah. Engkau telah mempertemukan kami dengan mujahidah sepertinya, banyak pelajaran yang telah kami terima ya Allah. Mulai dari tanggung jawab, komitmen, dan ketekunan. Bahkan mungkin terlau banyak untuk bisa disampaikan.
Pertemuan kami memang sungguh singkat, namun kami telah menemukan makna bersyukur darinya.
Ya Allah..Semoga Engkau menempatkannya di tempat yang paling mulia.. amiin..
Mbak Lina pun turut mengungkapkan perasaannya atas berita ini,
Terlihat selalu dalam ingatan ini senyumnya… tertawanya… nasihat2nya… dan bagaimana semangatnya dalam menopang dakwah ini. Subhanallah…Alhamdulillah…Ana diberi kesempatan untuk bisa belajar ketawadhu’an dalam dirinya.
Insya Allah… Ana tidak kehilangan beliau. Karena semangatnya… senyumnya… kata2nya… akan selalu ada dalam ingatan.
Mbak Dona, panjenengan benar-benar luar biasa. Bahkan, menjelang dan setelah wafat pun panjenengan masih memberikan nasihat kepada kami,
Aku hanya pergi tuk sementara,,, ,, Bukan tuk meninggalkan selamanya,,, , Aku pasti Kembali,,,, I’ll Miss you Uswah, Unit and all my friends in Surabaya. (status Facebook Mbak Dona yang sempat terekam oleh Mb Mega)
Mungkin benar apa kata Mas Eric. Mbak Dona sudah punya cukup bekal untuk menempuh kehidupan akhirat. Mbak Dona mengingatkan saya akan jawaban baginda Nabi ketika ditanya istri-istrinya, siapakah di antara yang akan lebih dahulu menyusul (wafat) Rosulullah. Rosulullah menjawab, “Yang paling panjang tangannya.”.
Maksudnya, yang paling banyak sedekahnya. Karena orang yang paling banyak sedekahnya adalah orang yang paling cukup perbekalannya.
Mungkin, ini pula yang membuat saya masih hidup. Saya belum punya bekal cukup untuk pergi ke sana. Jadi, ‘deadline‘ saya diundur. Allah masih memberi masa tenggang. Sebuah kesempatan yang siapapun tak tahu kapan habisnya. Wallahu a’lam.
Selamat jalan Ukhti,
dari seorang sahabat yang mungkin antum tidak kenal.
saya juga turt berdukacita, mas….T.T
innalillahi wa inna ilaihi raji’un..
sedikit iri sama mbak Dona.. bagitu dicintai dan dikenang oleh orang2 bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun..
jadi teringat perkataan MR fitri.. “kalau kita mati nanti, ingin dikenang sebagai apa?”
dan mbak Dona sudah sangat dikenang sebagai pribadi yang begitu luar biasa..
innalillahi wa innailaihi raaji’un..
Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun…
Walaupun lama perjalanan hidup kita di dunia ini berbeda, ada yang begitu cepat menghadap-Nya, dan ada yang masih berjuang di sini, mengharap kemenangan ataupun syahid yang menjemput, semoga kita semua saudara seiman dari manapun asalnya akan dipertemukan dan dipersaudarakan oleh Allah di syurga-Nya dalam naungan ridlo-Nya..
Mba Donna benar2 menginspirasi…
innalillahi wa innailaihi raaji’un..
semoga diterima amal ibadahnya.
amin
innalillahi wa innailaihi raaji’un..
Innalillahi wa innailaihi raji’un
menjadi orang yang dikenang dengan kebaikan-kebaikannya.
turut berduka cita, Gung. semoga amal ibadahnya diterima di sisiNya.
turut berduka cita mas semoga amal perbuatannya di terima di sisi tuhan yang maha kuasa
inna lillahi wa inna ilaihi roji’un..
senior saya juga kak belum lama. gak nyangka akan secepat itu.. 😦
ikut berduka ya sahabat!
salam hangat selalu
innalillahi wa innaillahi roo’jiuun